Laku Badar Giyanti: Mengingatkan Klaten akan Pentingnya Merawat Titik 0 yang Terlupakan
Titik 0 KM Klaten(Kla 0) |
Klaten, 1 Oktober 2023 - Dalam perayaan HUT ke-216 Klaten terdahulu, dua warga Klaten, Agung Bakar dan Iwan Purwoko, telah melakukan perjalanan spiritual yang mengesankan dengan berjalan kaki dari Jogja ke Klaten, serta dari Kartasura Sukoharjo ke Klaten. Perjalanan ini, yang dikenal sebagai "Laku Badar Giyanti," secara simbolis merupakan pembatalan dari Perjanjian Giyanti.
Secara garis besar isi Perjanjian Giyanti adalah membagi Kesultanan Mataram menjadi dua bagian, yakni Kesunanan Surakarta di bawah kepemimpinan Sunan Pakubuwana III dan Kesultanan Yogyakarta di bawah kepemimpinan Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwana I.
"Badar, artinya Batal. Dengan Laku Badar Giyanti ini diharap kerukunan kesultanan Mataram akan lestari dibawah NKRI" ujar Agung Bakar, salah satu pelaku Laku Badar Giyanti
Yang menarik, Para Pelaku Laku Badar Giyanti bertemu di Titik 0 Klaten. Ini sekilas mengingatkan tentang betapa kita harus melihat bahwa titik ini sebagai refleksi pembangunan Klaten. Di titik ini dahulu ada semacam bangunan megah semacam pusat pemerintah. Simbol dari peradaban Klaten dimasa lalu yang tinggi.
Dalam sebuah pernyataan, Supriyanto, Ketua Umum Paguyuban Warga Klaten, menyatakan, "Harusnya Tugu ini menjadi sebuah spirit bagi warga Klaten dan titik patokan bagi warga luar Klaten untuk mulai mengenal Klaten. Kita prihatin tentang hal ini. Harus kita upayakan untuk merawat dan menjadikannya monumen, sebagai referensi pembangunan Klaten. Sebagai obyek wisata yg selalu ingin dilihat wisatawan sebagai ikon daerah Klaten ."
Supriyanto, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi titik 0 yang terlupakan ini. Dia mengajak semua warga Klaten untuk bersama-sama menjaga dan merawatnya agar dapat menjadi lambang kebanggaan dan identitas kota.
Diluar konteks tujuan dari Laku Badar Giyanti, harus kita tekankan tekad untuk menjaga warisan sejarah dan budaya Klaten, serta untuk membangun kesadaran akan pentingnya merawat situs bersejarah yang menjadi akar peradaban daerah tersebut.
Diharapkan, langkah ini akan memicu inisiatif lebih lanjut untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Klaten kepada dunia.
Komentar
Posting Komentar